Allenatore ke-13 Sejak Millenium

Allenatore ke-13 Sejak Millenium

\"AS_Roma_logo200px\"ROMA – Allenatore AS Roma Rudi Garcia tahu kalau hari pemecatan ini akan tiba. Dua setengah musim adalah ‘nafas’ yang diberikan oleh Presiden AS Roma James Pallotta buat mantan pria yang sukses mengantar Lille menjuarai Ligue 1 dan Piala Prancis lima tahun silam. Garcia tak lagi menghadiri sesi latihan Giallorossi, julukan Roma, kemarin (13/1) pagi di Trigoria. Adalah pelatih Roma Primavera Alberto De Rossi yang memimpin latihan Francesco Totti dkk. Pelatih berusia 51 tahun itu memang belum membuat pernyataan resmi atas pemecatannya tersebut. Akan tetapi situs resmi tim Serigala sudah mengkonfirmasi kepergian Garcia. Seperti diberitakan The Guardian kemarin Pallotta sudah memberikan pernyataan kalau inilah waktu yang tepat buat berubah. Untuk pelengseran Garcia dari jabatan nahkoda tim, Pallotta mengucapkan rasa terima kasih yang besar atas masa indah yang diberikan Garcia. “Mewakili pribadi dan klub, kami mengapresiasi kerja keras yang ditunjukkan Garcia selama ini,” tutur Pallota kemarin. Pacar Gardia yang juga presenter televisi Italia Francesca Brienza ‘menyalak’ atas pemecatan semena-mena yang dilakukan Pallotta. Apalagi yang menggantikan juga bukan sosok yang lebih besar dibanding Garcia. Ya, nama suksesor Garcia adalah Luciano Spalletti. Spalletti diikat kerja sama dengan durasi 18 bulan. Atau sampai 2017 mendatang. “Di Roma semuanya terlalu banyak bicara dan berspekulasi. Namun rasanya berlebihan jika dikatakan seluruh kota dan fans menginginkan garcia buat ditendang,” kara Brienza seperti diberitakan Tiki-Taka kemarin. Buat perempuan berusia 29 tahun itu Roma memang sangatb boros dalam urusan pemecatan pelatih. Sejak 2010 lalu, ada enam pelatih yang hengkang dari Roma. Semuanya disebabkan ketidaksabaran Pallotta atas ambisinya membawa Roma scudetto. “Semuanya lupa bagaimana Garcia pernah membawa Roma menang beruntun sepuluh kali. Oh, benar jika hasil baik tak pernah diingat saat pemecatan,” ucap Brienza sengit. Lantas benarkah Spalletti pilihan yang tepat buat Roma? Ada yang bilang pas. Namun ada juga yang menyangkal. Pertimbangan allenatore 56 tahun itu dipilih oleh Pallotta adalah Spalletti mengenal atmosfer Roma. Baik perlakuan kepada suporter maupun kepada pemain. Spalletti memang bukan nama asing. Empat musim lebih pria kelahiran Certaldo itu mengabdi buat Roma. Memang belum ada gelar scudetto sanggup diberikan Spalletti buat Roma. Namun koleksi tropi Roma bertambah era Spalletti ini. Yakni dua Piala Coppa Italia 2007 dan 2008. Serta Piala Supercoppa Italia di 2007. Sejatinya ada beberapa nama yang dijagokan buat menggantikan Garcia sebagai nahkoda. Mulai Marcelo Bielsa juga Walter Mazzarri. Akan tetapi dua nama tersebut belum memiliki jam terbang bersama Roma sebelumnya. Pallotta tak mau berjudi dengan pilihannya dengan resiko lebih besar. Seperti diberitakan italianfootballdaily kemarin, prestasi separuh musim Roma sebetulnya tak buruk-buruk sekali. Mereka masih berada di jalur scudetto. Dalam 19 laga yang sudah dijalani, Roma berada di posisi kelima klasemen. Dan selisih poin dengan pemuncak klasemen, Napoli, cuma tujuh poin. Roma 34 poin, Napoli 41 poin. Kondisi kepercayaan Pallotta kepada Garcia memburuk sejak akhir November silam. Diawali dengan pukulan kekalahan 1-6 atas Barcelona (24/9) di Camp Nou, rentetan hasil buruk terus menempel pada Roma. Seperti kena kutuk atas kekalahan atas Barcelona itu, Francesco Totti dkk hanya sekali menang di Desember. Padahal seharusnya Natal memberikan kebahagian buat seluruh penggawa Roma. Di Coppa Italia yang berlangsung 16 Desember lalu, Roma bahkan tersingkir di 16 besar oleh klub Serie B, Spezia. Setelah bermain imbang 0-0 di babak normal, di babak adu penalti, Roma kalah 4-2 oleh Spezia. “Saya tak akan menyerah dengan keadaan ini. Saya akan berjuang buat Roma sampai mati,” koar Garcia sesudah disingkirkan Spezia kala itu seperti diberitakan footballitalia. Dalam lima laga di bulan Desember di semua ajang, Roma hanya sekali menang. Di Liga Champions, Roma imbang tanpa gol lawan BATE Borisov (9/12). Lalu imbang dan kalah oleh Spezia di 16 besar Coppa Italia (16/12). Sedang di kancah Serie A, Roma imbang dengan Torino (5/12) dan Napoli (13/12). Dan satu-satunya kemenangan didapat atas Genoa (20/12). Roma era Garcia juga pernah menduduki pemuncak klasemen Serie A. Yakni di Oktober silam. Tepatnya pada giornata kesembilan dan kesepuluh. Oktober adalah bulan tersukses Garcia. Melakoni nema laga, empat menang, sekali imbang, dan sekali kalah. Tanggapan Spalletti sendiri ketika kembali ke Roma adalah merampungkan apa yang belum selesai periode 2005-2009 silam. Yakni menggondol scudetto. “Suatu ketika saat aku kembali ke Roma, aku akan menyelesaikan apa yang sudah aku mulai,” tutur Spalletti. Arrivederci, Garcia...(dra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: